2016年10月19日星期三

Bagaimana pemilihan kata perlu dilakukan dalam konteks percakapan

Diksi adalah ketepatan pilihan kata untuk menyatakan sesuatu. Diksi atau pilihan kata pada dasarnya adalah hasil upaya memilih kata tertentu untuk dipakai dalam kalimat, alinea, atau wacana. Diksi atau pilihan kata merupakan satu unsur yang sangat penting, baik dalam dunia karang-mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari.


Pilihan kata atau Diksi adalah pemilihan kata – kata yang sesuai dengan apa yang hendak kita ungkapkan. Diksi  atau Plilihan kata mencakup pengertian kata – kata mana yang harus dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata – kata yang tepat atau menggunakan ungkapan – ungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.


Pemilihan kata mengacu pada pengertian penggunaan kata-kata tertentu yang sengaja dipilih dan  digunakan oleh pengarang. Mengingat bahwa karya fiksi (sastra) adalah dunia dalam kata, komunikasi dilakukan dan ditafsirkan lewat kata-kata. Pemilihan kata-kata tentunya melalui pertimbangan-pertimbangan tertentu untuk mendapatkan efek yang dikehendaki (Nurgiyantoro 1998:290).

Jika dilihat dari kemampuan pengguna bahasa, ada beberapa hal yang mempengaruhi pilihan kata, diantaranya :

  • Tepat memilih kata untuk mengungkapkan gagasan atau hal yang ‘diamanatkan’
  • kemampuan untuk membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa pembacanya.
  • menguasai sejumlah kosa kata (perbendaharaan kata) yang dimiliki masyarakat bahasanya, serta mampu menggerakkan dan mendayagunakan kekayaannya itu menjadi jaring-jaring kalimat yang jelas dan efektif.
Adapun fungsi Pilihan kata atau Diksi adalah Untuk memperoleh keindahan guna menambah daya ekspresivitas. Maka sebuah kata akan lebih jelas, jika pilihan kata tersebut tepat dan sesuai. Ketepatan pilihan kata bertujuan agar tidak menimbulkan interpretasi yang berlainan antara penulis atau pembicara dengan pembaca atau pendengar, sedangkan kesesuaian kata bertujuan agar tidak merusak suasana. Selain itu berfungsi untuk menghaluskan kata dan kalimat agar terasa lebih indah. Dan juga dengan adanya diksi oleh pengarang berfungsi untuk mendukung jalan cerita agar lebih runtut mendeskripsikan tokoh, lebih jelas mendeskripsikan latar waktu, latar tempat, dan latar sosial dalam cerita tersebut.


Beberapa fungsi diksi secara umum adalah sebagai berikut:
1.      melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal,
2.      membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak     resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca,
3.      menciptakan komunikasi yang baik dan benar,
4.      menciptakan suasana yang tepat,
5.      mencegah perbedaan penafsiran,
6.      mencegah salah pemahaman, dan
7.      mengefektifkan pencapaian target komunikasi.


Manfaat Pilihan Kata Yang Tepat
Dapat membedakan secara cermat kata-kata denitatif dan konotatif; bersinonim dan hampir bersinonim; kata-kata yang mirip dalam ejaannya.
Dapat membedakan kata-kata ciptaan sendiri dan juga kata yang mengutip dari orang yang terkenal yang belum diterima dimasyarakat. Sehingga dapat menyebabkan kontroversi dalam masyarakat.
Pengertian diksi adalah pilihan kata. Maksudnya, kita memilih kata yang tepat untuk menyatakan sesuatu. Pilihan kata merupakan satu unsur sangat penting, baik dalam dunia karang-mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari. Dalam memilih kata yang setepat-tepatnya untuk menyatakan suatu maksud, kita tidak dapat lari dari kamus. Kamus memberikan suatu ketepatan kepada kita tentang pemakaian kat-kata. Dalam hal ini, maknakata yang tepatlah yang diperlukan
Kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin disampaikannya, baik lisan maupun tulisan. Di samping itu, pemilihan kata itu harus pula sesuai dengan situasi dan tempat penggunaan kata-kata itu.

Syarat- Syarat Memilih Kata Yang Tepat
Ketepatan kata adalah kemampuan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan yang sama pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti yang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis atau pembicara.

Syarat-syarat kata yang tepat :
1.      membedakan makna denotasi dan konotasi dengan cermat,
2.      membedakan secara cermat makna kata yang hampir bersinonim,
3.      membedakan makna kata secara cermat kata yang mirip ejaannya,
4.      tidak menafsirkan makna kata secara subjektif berdasarkan pendapat sendiri, jika pemahamannya belum dapat dipastikan, pemakai kata harus menemukan makna yang tepat dalam kamus,
5.      menggunakan imbuhan asing (jika diperlukan) harus memahami maknanya secara tepat,
6.      menggunakan kata-kata idiomatik berdasarkan susunan (pasangan) yang benar,
7.      menggunakan kata umum dan kata khusus secara cermat,
8.      menggunakan kata yang berubah makna dengan cermat,
9.      menggunakan dengan cermat kata yang bersinonim, berhomofon, dan berhomografi,
10.  menggunakan kata abstrak dan kata konkret secara cermat.


Hal yang utama mengenai diksi adalah:

1.Pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata yang tepatatau menggunakan ungkapan-ungkapan yang tepat, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.

2.Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari suatu gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kekompok masyarakat pendengar.

3.Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah besar kosa kata atau pembendaharaan kata bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud perbendaharaankata atau kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki oleh sebuah bahasa.

KESESUAIAN DIKSI
Perbedaan ketepatan dan kecocokan pertama-tama mencakup soal kata mana yang akan digunakan dalam kesempatan tertentu, walaupun kadang-kadang masih ada perbedaan tambahan berupa perbedaan tata bahasa,pola kalimat, panjang atau kompleknya suatu alinea, dari beberapa segi lain. Perbedaan antara ketepatan dan kesesuaian dipersoalkan adalah apakah kita dapat mengungkapkan pikiran kita dengan cara yang sama dalam sebuah kesempatan dan lingkungan yang kita masuki. 

A.Syarat-Syarat Kesesuaian Diksi
Syarat-syarat kesesuaian diksi adalah sebagai berikut:

1.Hindarilah sejauh mungkin bahasa aatau unsur substandard dalam situasi yang formal.
2.Gunakanlah kata-kata ilmiah dalam situasi yang khusus saja. Dalam situasi yang umum hendaknya penulis dan pembicara mempergunakan kata-kata popular.
3.Hindarilah jargon dalam tulisan untuk pembaca umum.
4.Penulis atau pembicara sejauh mungkin menghindari pemakaian kata-kata slang
5.Dalam penulisan jangan mempergunakan kata percakapan.
6.Hindarilah ungkapan-ungkapan usang (idiom yang mati).
7.Jauhkan kata-kata atau bahasa yang artfisial

Hal-hal tersebut akan diuraikan lebih lanjut dalam bagian-bagian di bawah ini
1. Bahasa Standar dan Sub Standar
Bahasa standar adalah semacam bahasa yang dapat dibatasi sebagai tutur dari mereka yang mengenyam kehidupan ekonomis atau menduduki status sosial yang cukup dalam suatu masyarakat. Kelas ini meliputi pejabat-pejabat pemerintah, ahli bahasa, ahli hukum, dokter, pedagang, guru, penulis, penerbit, seniman, insinyur, dan lain sebagainya
Bahasa non stsndar adalah bahasa dari mereka yang tidak memperoleh pendidikan yang tinggi. Pada dasarnya, bahasa ini dipakai untuk pergaulan biasa, tidak di pakai dalam tulisan. Kadang unsur ini digunakan juga oleh para kaum pelajar dalam bersenda gurau, dan berhumor. Bahasa non stadar juga berlaku untuk suatu wilayah yang luas dalam wilayah bahasa standar.
Bahsa standar lebih efektif dari pada bahasa non standar. Bahasa non standar biasanya cukup untuk digunakan dalam kebutuhan-kebutuhan umum.

2.Kata Ilmiah dan Kata Populer
Pilihan kata dalam hubungan dengan kesempatan yang dihadapi seseorang dapat dibagi atas beberapa macam kategori salah satunya adalah kata-kata
ilmiah melawan kata-kata populer.
Bagian terbesar dari kosa kata sebuah bahasa terdiri dari kata-kata yang umum yang dipakai oleh semua lapisan masyarakat, baik yang terpelajar maupun orang atau rakyat jelata. Makakata ini dinamakan kata-kata populer.
Kata-kata ini juga dipakai dalam pertemuan-pertemuan resmi, dalam diskusi-diskusi yang khusus, dan dalam diskusi-diskusi ilmiah.
Contoh:
Kata populer kata ilmiah
Sesuai Harmonis
Pecahan Fraksi
Aneh Eksentrik
Bukti Argumen
Kesimpulan konklusi

3. Jargon
Kata jargon mengandung beberapa pengertian.
Jargon adalah suatu bahasa,dialek, atau struktur yang dianggap kurang sopan atau aneh tetapi istilah itu dipakai juga untuk mengacu semacam bahasa atau dialek hybrid yang timbul dari percampuran bahasa-bahasa, dan sekaligus dianggap sebagai bahasa perhubungan atau lingua franca.
Jargon diartikan sebagai kata-kata teknis atau rahasia dalam suatu bidang ilmu tertentu, dalam bidang seni, perdagangan, kumpulan rahasia, atau kelompok-kelompok khusus lainnya.
Oleh karena jargon merupakan bahasa yang khusus sekali, maka tidak akan banyak artinya bila dipakai untuk suatu sasaran yang umum. Sebab itu, hendaknya dihindari sejauh mungkin unsur jargon dalam sebuah tulisan umum.

4.Kata Percakapan
Kata percakapan adalah kata-kata yang biasa dipakai dalam percakapan atau pergaulan orang-orang yang terdidik. Pengertian percakapan ini disini sama sekali tidak boleh disejajarkan dengan bahasa yang tidak benar, tidak terpelehara atau tidak disenangi.
Bahasa percakapan yang dimaksud disini lebih luas dari pengertian kat-kat populer, kata-katapercakapan mencakup pula sebagian kata-kata ilmiah yang biasa dipakai oleh golongan terpelajar

5.Kata Slang
Kata slang adalah kata-kata non standar yang disusun secara khas; bertenaga dan jenaka yang dipakai dalam percakapan. Kadang kala kata slang yang dihasilkan dari salah ucap yang disengaja.
Kata-kata slang sebenarnya bukan hanya terdapat pada golongan terpelajar, tetapi juga pada semua lapisan masyarakat.

6.Idiom
Idiom adalah pola struktural yang menyimpang dari kaidah-kaidah bahasa yang umum, biasanya berbentuk frase, sedangkan artinya tidak bisa diterangkan secara logis, dengan bertumpu pada makna kata-kata yang membentuknya, misalnya: seorang asing yang sudah mengetahui makna kata makan dan tangan, tidak akan memahami makna perasa makan tangan. Siapa yang berfikir bahwa makan tangan sama artinya dengan kena tinju atauberuntung besar dan selanjutnya idiom-idiom yang menggunakan kata makan seperti: makan garam, makan hati, dan senagainya.

7.Bahasa Artifisial
Yang dimaksud dengan artifisial adalah bahasa yang disusun secara seni.
Fakta dan pernyataan-pernyataan yang sederhana dapat diungkapkan dengan sederhana dan langsung tak perlu disembunyikan.
Artifisial : Ia mendengar kepak sayap kalelawar dan guyuran sisa hujan dari dedaunan, karena angin kepada kemuning.
Ia mendengar resah kuda serta langkah pedati ketika langit bersih kembali menampakkan bima sakti yang jauh.
Biasa :Ia mendengar bunyi sayap kelelawar dan sisa hujan yang ditiup angin di daun.
Ia mendengar derap kuda dan pedati ketika langit mulai terang.

Contoh kesantunan penulisan dalam surat rasmi

KESANTUNAN PENULISAN

Komunikasi bertulis ialah kegiatan merakamkan idea dan pendapat dalam bentuk lambang-lambang tulisan untuk dibaca atau digunakan pada masa akan datang. Komunikasi penulisan bertulis secara formal ialah surat kiriman rasmi, laporan, kertas kerja, pidato dan lain-lain manakala bukan formal ialah surat kepada sahabat. Dalam bentuk komunikasi bertulis, aspek-aspek kesantunan yang perlu diberi perhatian ialah penggunaan kata panggilan yang betul. Contohnya dalam masyarakat Melayu mesti menggunakan kata sapaan yang betul, gaya bahasa yang tepat, pemilihan kata dan ayat yang sesuai dengan konteks. Selain itu, bahan tidak boleh menyentuh isu yang tidak sensitif.

Protokol Panggilan Hormat
Komunikasi protokol melibatkan penggunaan kata sapaan, adab berbual, penggunaan bahasa istana dan panggilan hormat. Panggilan hormat yang dikuatkuasakan penggunaannya dalam ucapan rasmi atau pengacaraan bagi sesuatu majlis adalah sangat penting dalam masyarakat Melayu kerana ini menunjukkan sikap menghormati orang yang berpangkat dan bersikap sopan semasa memanggil mereka. Dalam teks ucapan, mereka biasanya akan menggunakan panggilan yang hormat dalam teks ucapan. Ini adalah contoh teks ucapan:

Yang Berbahagia,
Dato’ Hj.Abdullah bin Hj. Abd.Kadir,
Pengarah Penddikan Guru,
Kementerian Pelajaran Malaysia.
Yang Berbahagia Dato’, tuan-tuan, puan-puan serta hadirin yang dihormati sekalian.
Kepada tuan-tuan dan puan-puan yang sudi hadir, saya rasa terima kasih yang tidak terhingga kerana tuan-tuan dan puan-puan dapat meluangkan sedikit masa untuk bersama-sama dalam majlis ini. Seterusnya kepada Yang Berbahagia Dato’, kami amat berbesar hati dan menyanjung tinggi atas kesudian Yang Berbahagia menyempurnakan majlis kami dengan amanat yang penuh bermakna dan seterusnya menyampaikan diploma kepada para graduan. Semoga kehadiran Yang Berbahagia Dato’ akan menambahserikan majlis ini. Terima kasih daun keladi…


Ini adalah contoh protocol panggilan hormat yang sering digunakan dalam teks ucapan dalam kalangan masyarakat Melayu.


Sultan / Raja / Yang Dipertuan Besar, Yang memerintah

  • Duli Yang Maha Mulia Seri Paduka Baginda Yang di- Pertuan Agong
  • Duli Yang Maha Mulia Tuanku …….( nama )
  • Kebawah Duli Yang Maha Mulia Tuanku …….( nama )
  • Duli Yang Maha Mulia Sultan …….( nama )
  • Duli Yang Maha Mulia Almutawakkil Alallah ……( nama )
  • Kebawah Duli Yang Maha Mulia Sultan …..  ( nama )

Yang Dipertua Negeri / Perwakilan Negara – negara Asing / Duta Besar / Duta / Pesuruhjaya Tinggi

·         Tuan Yang Terutama

Raja Muda / Tengku Mahkota / Raja Di- Hilir Perak

·         Duli Yang Teramat Mulia Tuanku ……( nama )
·         Duli Yang Amat Mulia Tuanku …… ( nama )
·         Yang Amat Mulia Undang ……( nama )
·         Kebawah Duli Yang Teramat Mulia Tuanku …..( nama )

Perdana Menteri / Timbalan Perdana Menteri/ Menteri Besar / Ketua Menteri/ Menteri-menteri/ Timbalan Menteri/ Pegawai Tinggi Kerajaan Negeri/ Pegawai/ Kaki tangan Kerajaan
          Yang Amat Berhormat
  • Yang Amat Berhormat Mulia
  • Yang Berhormat
  • Yang Berhormat Mulia
  • Tuan Yang Dipertua
  • Yang  Mulia Tuan Yang Dipertua
  • Yang Berhormat Senator
  • Yang Berhormat Mulia Senator
Tun/ Toh Puan/ Kerabat Diraja/ Syed/ Syarifah

  • Yang Amat Berbahagia
  • Yang Amat Mulia
  • Yang Mulia
Ketua Hakim Negara/ Hakim Besar/ Hakim

  • Yang Amat Arif Tuan Ketua Hakim Negara
  • Yang Amat Arif Tengku…..
  • Yang Arif Tuan Hakim Besar/ Tuan Hakim
Tan Sri/ Puan Sri/ Datuk Seri/ Datin Seri/ Datuk Patinggi/ Datin Patinggi/ Datuk/ Datuk Amar/ Datin/ Datin Paduka

  • Yang Berbahagia
  • Yang Mulia ( untuk kerabat diraja )
Mufti/ Kadi/ Haji/ Hajah

  • Yang Berbahagia Tuan Mufti
  • Sahibussamahah Tan Sri/ Datuk Mufti …..( nama )
  • Yang Mulia ( kerabat diraja )
  • Yang Mulia Tuan Haji
  • Yang Mulia Puan Hajah

Ketua Pengarah/ Pengarah/ Setiausaha/ Setiausaha Agung/ Pengurus Besar / Pengurus

  • Yang Berbahagia

Residen/ Pegawai Daerah/ Penghulu/ Orang Kaya-kaya/ Sidang

  • Yang Berbahagia


Ustaz/ Ustazah/ Imam/ Pengetua/ Guru Besar/ Pemangku Ketua

  • Yang Berbahagia

Syed/ Syarifah/ Profesor/ Profesor Madya/ Drs/ Dra/ Encik/ Nik/ Wan/ Abang/ Megat/ Meor/ Ahmad/ Cik/ Puteri/ Pengerusi Majlis
           Yang Mulia Tuan Syed
  • Yang Berbahagia Tuan…..
  • Yang Mulia Cik……
  • Yang Mulia Tuan/Puan Pengerusi


Contoh kesantunan berbahasa dan bahasa sapaan dalam surat rasmi & Memo dalam kalangan masyarakat Melayu.
“Dengan hormatnya perkara di atas dirujuki.
Sehubungan itu sukacita dimaklumkan bahawa….”
“Yang Berbahagia Dato’ diundang…
Sayugia dimaklumkan bahawa Tuan Haji….”
“Saya bersetuju untuk meluluskan…” lebih sopan lagi dengan frasa” Saya tiada halangan meluluskan…”
“Di sini saya kepilkan…” lebih sopan lagi dengan frasa

“Bersama-sama ini disertakan…”

Kesantunan yang merentasi budaya

KESANTUNAN MERENTAS BUDAYA).

•Konsep kesantunan tidak harus tertumpu kepada satu-satu bangsa sahaja.
•Konsep kesantunan merentas budaya yang pelbagai.
•Pemahaman tentang apa yang dikatakan SANTUN dalam pelbagai budaya harus diberi  penekanan dalam proses berkomunikasi.
•Bila proses komunikasi melibatkan pelbagai budaya. 

KOMUNIKASI SILANG BUDAYA
•Komunikasi silang budaya merupakan komunikasi yang melibatkan individu daripada latar  budaya yang pelbagai.
•Komunikasi ini berlaku apabila kita bercakap dengan orang yang berbeza bangsa, ras,  bahasa, agama, tingkat pendidikan dan status sosial.
•Komunikasi silang budaya ialah komunikasi dengan mereka yang berlainan etnik dan jantina  dalam pelbagai konteks seperti konteks pendidikan, politik, teknologi dan lain-lain.
•Komunikasi silang budaya dipengaruhi oleh padangan terhadap dunia, kepercayaan dan  tingkah laku, sistem kod serta tanggapan terhadap hubungan.
•Jadi segala komunikasi yang terjadi ini akan lebih secara toleransi serta mencapai matlamat  yang maksimun jika nilai-nilai kesantunan sesuatu budaya atau masyarakat difahami dan    diihayati.
•Respon terhadap budaya terdiri cara berkomunikasi, keadaaan komunikasi, bahasa dan    gaya bahasa serta perilaku bukan verbal.
•Budaya dan komunikasi mempunyai hubungan yang rapat.
•Budaya akan mempengaruhi cara kita berkomunikasi.
•Komunikasi terikat rapat dengan budaya.
•Budaya berbeza maka tingkah laku dalam komunikasi juga akan
 berbeza.
•Cara kita berkomunikasi, keadaan komunikasi, bahasa dan gaya bahasa yang digunakan  melambangkan budaya kita iaitu nilai yang dipegang.
•Perbezaan budaya akan meningkatkan risiko dalam komunikasi iaitu menyebabkan    berlakunya salah faham.
•Dalam amalan yang biasa di Barat, mencium pipi wanita yang tiada pertalian dianggap lazim  sebagai cara menghormati tetamu
•Namun bagi masyarakat timur – sesuatu yang tidak sopan
•Pandangan mata secara terus juga dianggap tidak sopan kerana tidak merendah diri iaitu,  asas utama dalam budaya komunikasi masyarakat Jepun.
•Berbeza pula dengan budaya masyarakat Barat yang sekiranya seseorang itu tidak    melakukan pandangan mata beliau dianggap menyimpan muslihat dan menyangsikan.
•Dalam masyarakat Melayu melayan tetamu sangatlah diutamakan walaupun dalam keadaan sibuk, namun bagi masyarakat Korea sekiranya sibuk mereka memberitahu secara terus dan akan menyuruh tetamu itu balik.
•Jika tetamu itu orang Melayu sudah pasti akan menimbulkan perasaan kecil hati.
Kesantunan Merentas Budaya Di Malaysia
•Kesantunan sangat penting bagi masyarakat majmuk seperti di Malaysia.
•Perpaduan akan dicapai melalui amalan kesantunan yang diamalkan dalam kehidupan s    seharian.
•Namun, masalahnya ialah terdapat perbezaan budaya antara masyarakat Melayu, India, Cina  dan lain-lain
•Jadi adalah sangat penting bagi setiap kaum memahami dan menghayati nilai-nilai budaya yang akan mempengaruhi amalan kesantunan.

Nilai-nilai kesantunan dalam masyarakat Melayu
  • Berpegang kuat pada adat resam dan agama.
  • Memberi salam apabila bersua.
  • Tidak menyampuk semasa orang tua bercakap.
  • Kata sapan.
  • Kata gelaran.
  • Panggilan.
  • Bersalam.
  • Bertanya khabar.
  • Melayan tetamu.
  • Menghormati orang tua.
  • dll

Nilai-nilai kesantunan dalam masyarakat Cina
  • Tunduk ketika memberi salam.
  • Orang tua makan dahulu.
  • Tunggu sehingga semua ahli keluarga tiba dulu.
  • Dalam tokong tidak membenarkan memakai topi.
  • Menanggalkan kasut sebelum masuk ke dalam rumah.

Nilai-nilai kesantunan dalam masyarakat India
  • Duduk bersila semasa makan.
  • Tidak membazirkan makanan.
  • Senyap semasa bersembahyang.
  • Menangalkan kasut sebelum masuk ke dalam kuil
  • Mematuhi adat dan resam
  • Salam orang yang lebih tua.                                                                                                                                                        

Kesantunan = aturan perilaku yang ditetapkan dan disepakati bersama oleh suatu masyarakat tertentu sehingga kesantunan sekaligus menjadi prasyarat yang disepakati oleh perilaku sosial
·         Kesantunan, dalam konteks yang lebih luas, tidak merujuk kepada kesantunan berbahasa semata-mata tetapi juga merujuk kepada aspek non verbal seperti tingkah laku, mimik muka,dan nada suara.
·         Ketika seseorang dikatakan santun, masyarakat memberikan nilai kepadanya, baik penilaian itu dilakukan secara mendadak maupun secara konvensional (panjang, memerlukan masa yang pajang
·         Budaya = secara amnya membincangkan hal-hal berkaitan budi dan akal manusia
·         Di dalam pengertian yang luas pula, budaya bermaksud segala sesuatu yang dibawa atau dikerjakan oleh manusia.
·         Kebudayaan bolehlah disimpulkan sebagai keseluruhan cara hidup manusia termasuk hasil ciptaan dan  pemikiran yang sesuai dengan kehendak rohani dan jasmani yang menjadi amalan untuk kesejahteraan hidup sesuatu kelompok masyarakat.
·         Dalam kalangan masyarakat Melayu, gadis yang duduk bersila dianggap tidak santun manakala bagi masyarakat Cina pula, gadis yang duduk bersila tidak akan dianggap tidak santun.
·         Selain itu, perempuan kaum Melayu tidak boleh bermain bola sepak takraw kerana perbuatan ini tidak santun. Tetapi bagi masyarakat Cina dan masyarakat India pula, perempuan boleh bermain semua jenis permainan bola.
·         Penilaian kesantunan bergantung kepada budaya atau perbuatan yang ditakrifkan santun dalam masyarakat masing-masing. ( KESANTUNAN MERENTAS BUDAYA)

2.       Terangkan faktor-faktor yang perlu diberikan perhatian dalam komunikasi silang budaya supaya tidak berlaku konflik dalam komunikasi tersebut.

ü  Cara berkomunikasi
·         Tidak membuat mimik muka
·         Bercakap dengan lemah- lembut
·         Tidak membuat gerakan tangan yang terlampau
ü  Keadaan berkomunikasi
·         tidak bising
·         Terang
ü  Bahasa dan gaya Bahasa
·         Tidak menggunakan perkataan yang kurang sopan
·         Tidak terus memanggil nama orang yang lebih tua
·         Tidak memanggil orang yang lebih tua ‘eh, oi’

Kefahaman tentang konsep kesantunan & Kenapa kesantunan penting dalam masyarakat bertamadun

KONSEP KESANTUNAN
Halus budi bahasa atau budi pekerti, beradab atau sopan
merangkumi aspek-aspek berikut:
Kesantunan yang boleh mencerminkan kesopanan yang halus
Kesantunan yang kontekstual
Kesantunan apabila dlam hubungan dua pihak
Kesantunan yang tercermin dalam aspek-aspek kehidupan
Takrifan Kesantunan oleh tokoh-tokoh Dunia
Menurut Asmah Haji Osmar(2002), kesantunan mengikut perspektif Melayu ialah penggunaan bahasa sehari-hari yang tidak menimbulkann kegusaran, kemarahan dan rasa tersinggung daripada pendengar.
Kesantunan merupakan kaedah atau strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu
melibatkan beberapa faktor seperti kesedaran akan peranan masing-masing, pengetahuan perbezaan taraf sosial dan pengawalan perbincangan berdasarkan tajuk atau air muka


Terbahagi kepada 2 jenis:

kesantunan asas
kesantunan sedia ada yang merupakan pedoman bagi masyarakat berhubung antara satu sama lain
menunjukkan sikap berbaik-baik antara satu sama lain

kesantunan berkala
kesantunan yang menggambarkan ucapan yang menggambarkan ucapan yang dilakukan oleh masyarakat dalam hubungan antara satu sama lain bergantung kepada keadaan, situasi dan tempat tertentu
Contohnya, apabila kita bercakap dengan golongan beraja, kita wajar menggunakan perkataan istana seperti beta, hamba dan sebagainya
Leech (1983) menginterpretasikan kesantunan itu perlakuan yang dapat mengurangkan pengeseran dalam sebuah interaksi
Setiap golongan masyarakat perlu mengikuti norma masyarakat dalam aspek pergaulan bagi mengekalkan keharmonian masyarakat.
Menurut Aristotle, ketinggian darjat diukur melalui akal dan adabnya, bukan asal keturunannya.
Pengertian yang diberikan memberi maksud aspek kesantunan memainkan peranan yang sangat penting dinilai terhadap seseorang individu bagi menentukan akhlak seseorang.

Dalam masyarakat melayu, kesantunan diperkukuhkan dengan agama Islam yang dianuti.
Kesantunan berbahasa melibatkan penggunaan bahasa halus semasa berinteraksi, penggunaan kosa kata, kata ganti dan sebagainya
Dengan memberikan tumpuan kepada penggunaan bahasa yang tidak sopan, kami dapat mengerti maksud sebenar kesantunan bahasa.

Penjagaan Muka sebagai Asas Kesantunan
Kesantunan merupakan usaha untuk mengekalkan komunikasi yang harmoni tanpa konflik
Konsep malu begitu dipandang tinggi sampai menjadi asas didikan anak-anak kerana difahami sebagai suatu nilai suci dan murni yang menjadi asas kepercayaan bertujuan untuk menjaga maruah dan air muka.
Peribahasa "menconteng arang di muka" dan "kerana pulut santan binasa, kerana mulut badan binasa" digunakan untuk mengkritikkan orang yang tidak menjaga mukanya dengan penuh maruah.

Kesantunan Merentas Budaya
Dengan fahaman bahasa Inggeris, kebudayaan disebutkan sebagai culture .
Edward B. Edward melihat budaya sebagai satu konsep menyeluruh yang mengandungi ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, tatasusila, undang-undang dan lain-lain.
Keseluruhan cara hidup manusia termasuk hasil ciptaan dan pemikiran yang sesuai dengan kehendak rohani dan jasmani yang menjadi amalan untuk kesejahteraan hidup sesuatu kelompok hidup.
Semakin tinggi nilai kesantunan yang diamalkan, maka semakin tinggilah budaya sesuatu masyarakat itu.

Komunikasi Silang Budaya
komunikasi yang melibat individu daripada latar budaya yang pelbagai.
Segala komunikasi yang terjadi ini akan lebih toleransi serta mencapai matlamat yang maksimum jika nilai-nilai kesantunan sesuatu budaya atau masyarakat difahami dan dihayati.

Nilai-nilai Kesantunan Masyarakat Malaysia
Kesantunan banyak diamalkan dalam masyarakat Malaysia, antaranya yang paling ketara dilihati ialah:
Dalam masyarakat Melayu, mereka sentiasa memberi salam apabila bersua muka
Dalam masyarakat Cina,  mereka sentiasa menunduk ketika memberi salam
Dalam masyarakat India, mereka salam orang yang lebih tua dari mereka

Kesantunan Merentas Budaya dalam Pendidikan
nilai-nilai kesantunan perlu diamalkan dari segi:
kesantunan berpakaian
kesantunan tingkah laku
kesantunan berkomunikasi


Kenapa kesantunan penting dalam masyarakat bertamadun?


Tegak rumah kerana sendi
Runtuh sendi rumah binasa
Sendi bangsa ialah budi
Runtuh budi runtuhlah bangsa.

Salah satu kepentingan kesantunan berbahasa dalam kehidupan adalah untuk mewujudkan perpaduan antara masyarakat berbilang kaum di negara kita. Masyarakat yang berbudi bahasa akan saling menghormati tidak kira apa-apa jua warna kulit ataupun status individu tersebut. Apabila wujudnya sikap saling menghormati, masyarakat akan dapat hidup dalam suasana yang harmoni dan sejahtera walaupun hidup dengan masyarakat yang berbeza budaya, adat dan kepercayaan. Dalam pada itu, perselisihan faham antara kaum seperti peristiwa hitam 13 Mei 1969 dapat dielakkan. Ulang tahun kemerdekaan yang ke-51 iaitu pada tahun 2008 yang bertemakan ‘Perpaduan Teras Kejayaan’ jelas menunjukkan betapa  pentingnya perpaduan kaum dalam negara kita yang terdiri daripada pelbagai bangsa. Pepatah ada menyatakan ‘bersatu teguh, bercerai roboh’. Justeru apabila masyarakat bersatu, negara dapat berkembang dengan maju dan anasir-anasir luar tidak dapat menggugat kestabilan negara dengan mudah.

Selain itu, kesantunan bahasa penting kepada remaja kerana mereka merupakan generasi pelapis yang bakal menerajui tampuk kepimpinan negara. Hal ini menjadikan betapa pentingnya remaja sebagai modal insan minda kelas pertama yang akan memimpin bangsa dalam mencapai kemajuan negara pada masa yang akan datang. Sehubungan itu, pembentukan perangai dan budi bahasa yang mulia penting kepada mereka sebagai panduan untuk menjalani kehidupan. Nilai-nilai murni seperti bersopan santun, hormat-menghormati dan sebagainya perlu diamalkan sejak kecil. Remaja yang berperibadi mulia dapat menjauhkan diri daripada kancah gejala sosial dan kerosakan akhlak kerana mereka sedar akan keburukan tindakan tersebut.

Di samping itu, disingkap dari perspektif masyarakat pula, budi bahasa dapat menjalinkan silaturrahim dan ukhuwah yang rapat antara jiran. Kini, manusia semakin ghairah dalam mengejar kemajuan dunia yang moden, sehingga perhubungan dengan komuniti sekeliling menjadi tidak penting lagi. Budaya kunjung-mengunjungi, gotong-royong dan kenduri yang merupakan warisan nenek moyang sudah mula goyah di sesetengah kawasan. Sebenarnya, budi bahasa harus dijadikan asas untuk membentuk semangat kejiranan, seterusnya merapatkan hubungan antara satu sama lain. Bertegur sapa dengan jiran tidak memadai untuk mengekalkan persahabatan sekiranya kita tidak mengamalkan sikap tolong-menolong, bekerjasama, dan toleransi.

Budi pekerti yang mulia mampu memajukan sektor pelancongan negara. Mantan Perdana Menteri Malaysia yang ke-5, Datuk Seri Abdullah bin Haji Ahmad Badawi pernah berkata, "Apabila pelawat datang, kita kena senyum kepada mereka. Apabila mereka bertanya jalan, kita kena tunjuk jalan dan apabila mereka bertanya sesuatu, kita harus menjawab secara sopan." Pelancong asing wajar dilayan dengan sopan supaya mereka mempunyai pandangan yang baik terhadap negara kita. Rakyat harus sentiasa mengamalkan sifat senyum selalu kerana sifat ini dapat memberi tanggapan positif kepada seseorang bahawa kedatangannya dialu-alukan. Di samping itu, sektor pelancongan yang rancak akan mempercepat aliran mata wang asing, sekali gus menjana ekonomi negara. Strategi tersebut dianggap sebagai 'langkah serampang dua mata' kerana kita juga akan memperoleh faedah apabila negara menjadi maju dan makmur.

Dalam mengharungi era ledakan sains dan teknologi, budayaberbudi bahasa dalam kalangan masyarakat semakin lenyap dalam sanubaridewasa dan remaja. Berita tentang remaja bertindak liar di luar batas-bataskehidupan dengan terlibat dalam aktiviti-aktiviti jenayah sepertigengsterisme, vandalisme dan pornografi sering terpapar di dada akhbar dankaca televisyen. Hal ini jelas menunjukkan betapa kroniknya masalahkelunturan amalan berbudi bahasa dalam kalangan masyarakat.Sememangnya, tidak dapat dinafikan bahawa kebejatan amalan mulia iniadalah disebabkan oleh pengaruh budaya kuning dari negara-negara baratseperti Amerika Syarikat, Belanda dan United Kingdom yang terkenal dengansikap keterbukaan. Malaysia merupakan sebuah negara yang demokratik danmengamalkan dasar buka pintu bagi menggalakkan pertumbuhan ekonominegara. Justeru, masyarakat kita tidak dapat lari dari pengaruh dunia luar danpengaruh budaya kuning dengan mudahnya dapat bersarang di kotak fikiranmasyarakat.Budaya berbudi bahasa perlulah dijadikan sebagai amalan dalamkehidupan seharian kita kerana seribu satu manfaat boleh diperolehi. Salahsatu kepentingan amalan ini adalah dapat mewujudkan perpaduan antaramasyarakat berbilang kaum di negara kita. Masyarakat yang berbudi bahasaakan saling menghormati tidak kira apa jua warna kulit, taraf dan umurindividu tersebut. Apabila wujud sikap saling menghormati, masyarakat akandapat hidup dalam suasana yang harmoni dan gembira walaupun hidupdengan masyarakat yang berbeza budaya, adat dan kepercayaan. Dalampada itu, perselisihan faham antara kaum atau rusuhan kaum sepertiperistiwa 13 Mei 1969 dapat dielakkan. Ulang tahun kemerdekaan negarayang ke-51 iaitu pada tahun 2008 yang bertemakan Perpaduan TerasKejayaan jelas menunjukkan pentingnya perpaduan kaum dalam negara kitayang terdiri daripada rencaman bangsa. Pepatah ada mengatakan bersatuteguh, bercerai roboh. Justeru, apabila masyarakat bersatu, negara dapatberkembang dengan maju dan anasir-anasir luar tidak dapat menggugatkestabilan negara dengan mudah.Meninjau dari skop yang lebih luas, amalan berbudi bahasa dapatmelahirkan masyarakat yang lebih bertamadun. Menurut konteks sejarah,masyarakat yang bertamadun merupakan masyarakat yang memiliki tahaptatasusilayang tinggi dan kebudayaan yang luhur selain pencapaian lahiriah.Oleh itu, masyarakat pada masa tersebut dapat membina empayar dankerajaan yang kuat dan hebat seperti ketika tamadun Mesopotamia.Tamadun Mesir Purba, tamadun Indus dan tamadun Hwang He walaupunpada masa itu teknologi masih belum berkembang dengan sepenuhnya.Namun begitu, scenario hari ini yang menyaksikan masyarakat yang biadapdan kasar sikapnya seperti mengeluarkan kata-kata kesat amatlahmemilukan hati bagai duri dalam daging. Hal ini seolah-olah masyarakat kitamasih hidup dalam Zaman Jahiliah yang mana akhlak dan nilai hidupmasyarakat pada masa tersebut adalah sangat rendah. Perkara seumpamaitu tidak sepatutnya wujud dalam masyarakat kkit lagi memandangkannegara kita telah lima dekad mencapai kemerdekaan. Untuk mendapatkankemerdekaan bukanlah suatu perkara yang mudah tetapo untukmempertahankan dan mengekalkan kemerdekaan merupakan perkara yanglebih sukaruntuk dilakukan. Justeru, negara amat memerlukan masyarakatyang berfikiran matang dan bijak untuk mengelakkan penjajahan semula olehkuasa-kuasa asing.Dari kaca mata yang lain, industri pelancongan juga turut meningkat.Masyarakat yang berbudi bahasa akan mempamerkan nilai-nilai yang positif seperti memberi layanan yang sopan dan bersikap lemah lembut terhadappelancong asing. Hal ini penting agar dapat meninggalkan imej yang positif terhadap negara kita dalam diri pelancong. Pelancong juga akan mempunyaipercutian yang menyeronokkan kerana beranggapan bahawa kedatanganmereka adaalah dialu-alukan dan dihargai oleh masyarakat tempatan. Dalam pada itu, pekerja-pekerja dalam Jabatan Kastam dan Imigresen, pemandupelancong dan pemandu pengangkutan awam perlulah memainkan pereananyang lebih penting.

Budi Bahasa Dalam Masyarakat Cina

Pengertian Budi
i. Dalam masyarakat Cina,budi bermaksud kelakuan dan perbuatan yang dilakukan kepada orang lain tidak kira bangsa,agama,adat resam dan kepercayaan.

ii. Budi dalam masyarakat Cina juga bermaksud pertuturan dan percakapan yang sopan.

iii. Penganut Buddha sangat mementingkan budi bahasa.

iv. Masyarakat Cina yang sebahagian besar menganut agama Buddha juga sangat mementingkan budi bahasa dalam pergaulan seharian bagi menjamin keharmonian hidup.

v. Ajaran Konfusius menekankan konsep Jen yang menekankan perasaan perikemanusiaan terhadap orang lain dan harga diri. Confusius menitikberatkan pengamalan lima kebaikan iaitu: budi bahasa, kemurahan hati dan sifat baik.


Ciri-Ciri Amalan Budi Bahasa:

A) Adab makan
- Orang tua makan dahulu dan diikuti dengan orang muda.
- Menunggu semua ahli keluarga ketika makan.
- Siku tangan tidak boleh diletak di atas meja semasa makan.
- Tidak mengeluarkan bunyi yang terlalu kuat semasa makan.


B) Adab bertegur sapa
Tunduk ketika memberi salam.


C) Bersopan terhadap orang tua
- Bercakap dengan lemah lembut dengan orang tua dan ibu bapa.
- Dilarang mengeluarkan kata-kata kesat dalam pergaulan.


D) Sikap penyayang
-Individu yang sudah berkahwin memberi angpau kepada kanak-kanak.

E) Adab sembahyang
Dalam tokong tidak dibenarkan memakai topi.


D) Kunjung-mengunjungi
- Menanggalkan kasut sebelum masuk ke dalam rumah.
- Tertib duduk yang sopan.
- Melayan tetamu dengan makanan dan minuman.